Jumat, 18 Mei 2012

Ended Relationship

Mengakhiri sebuah hubungan yang telah lama gue jalani itu bukan perkara yang gampang. Banyak yang gue takutin sebenarnya, apa? Gue takut saat gue kangen nanti dia nggak respek sama gue, gue juga takut kalau nanti gue jadi nggak bisa seperti biasa lagi sama dia. Tapi lama kelamaan gue juga berpikir, pertama jomblo bukan berarti gue berhenti dalam menjalani hidup. Kedua,  gue paling males sama dia yang nggak tau gimana kesibukan gue untuk semester 4 ini. Ketiga, memang resiko kalau nantinya gue kangen atau apa karena ini keputusan yang memang gue yang memilih. Keempat, gue udah males sama dia karena dia selalu membuat gue naik darah. Dan kelima, gue males berdebat sama orang yang gue ngomong aja susah ngertiin, jadi musti berkali-kali dulu baru deh nyangkut di otak. Geregetaaaaannnn, ya tapi mau gimana? Nasi udah menjadi bubur. Ini hubungan yang dulu gue harap bisa lebih baik daripada hubungan yang sebelum-sebelumnya, tapi nyatanya yang gue dapet ya nggak ada. Semenjak gue tau memang sikap dan sifatnya dia banyak yang menyebalkan dibanding menyenangkan, gue jadi perlahan mundur-balik kanan-bubar jalan. Gue memilih untuk melambaikan tangan ke kamera kalau ibarat itu adalah segmen uji nyali di reality show "dunia lain". Gue nggak sanggup menahan banyak beban, gue sama sekalu nggak bisa sreg sama dia. Gue sama dia kebanyakan marah sama sedih dibandingkan seneng dan bahagia. Terlalu.... sungguh terlalu, ya 'kan?.
Sekarang gue sama dia udah masing-masing, walaupun untuk jadi masing-masing itu butuh berdebat dan berantem selama seminggu dulu baru ada fiksasi keputusannya. Semoga lah ya ini yang terbaik, semoga dia dapet cewek yang lebih baik dan gue pun begitu.